Kamera-kamera DSLR pada umumnya sudah menyertakan lampu flash/kilat bawaan. Namun jaman sekarang orang-orang yang menggeluti fotografi tdak puas dengan lampu built-in ini. Keterbatasannya ialah :
- "tingkat terangnya" yang hanya menjangkau jarak yang pendek dihitung dari kamera
- kekerasan sinar lampunya yang membuat obyek foto sangat terang benderang, alias silau man.
- Tidak dapat digerakkan ke segala arah, sehingga tidak memungkinkan untuk menimbulkan efek tertentu.
- Penyinaran dari depan membuat obyek tampak datar (flat).
Guide Number
Guide number (GN) adalah ukuran kekuatan lampu flash. Semakin besar angkanya, semakin kuat lampu flash. Jika Anda mempunyai flash GN 60 dan ingin memotret dengan f/5.6, maka jarak maksimal obyek dari kamera pada ISO 100 adalah:
GN = jarak x 5.6
60 = jarak x 5.6
jarak = 60 / 5.6
jarak = 10,71
sehingga jarak maksimal dari kamera sekitar 10 meter. Lantas bagaimana jika jarak obyek lebih dari 15m? Tentu saja dengan menaikkan ISO menjadi 200. Atau perbesar apertur (nilai angkanya kecil) .
Bisa Diputar ke Segala Arah
Penyinaran langsung lurus ke obyek sering membuat foto tampak membosankan dan kurang dramatis. Untuk alasan inilah, kita lebih baik membeli lampu flash yang dapat diputar ke segala arah, sehingga kita bisa memantulkan cahaya ke tembok atau langit-langit dengan teknik bounce flash.
Cara Flash Berhubungan dengan Kamera
Ditinjau dari cara flash berhubungan dengan kamera, kita mengenal tiga jenis sampai saat ini:
- Built-in
Flash ini adalah bawaan dari kamera yang bersangkutan; menyatu pada kamera, tidak bisa diputar, dan cahaya terlalu keras. - Flash trigger
Flash ini dapat memicu flash eksternal lain. Jarak flash dari kamera tak terlalu jauh, sekitar 10 meter. - Kabel (off-shoe cord)
lampu flash dapat dipisah dari kamera, tetapi mereka masih terhubung kabel. Biasanya jarak dari kamera cuma kurang lebih 60 cm. - Gelombang Radio
Kamera menghubungi lampu flash memakai gelombang radio. Transmitternya dipasang di kamera, sedangkan penerimanya dipasang di lampu flash. Kelebihan dari model ini adalah jaraknya yang dapat mencapai 100 meter.
Ada tiga mode flash dalam hubungannya dalam pemakaian.
- Mode Slave
Nyala lampu flash jenis ini dipicu oleh adanya sinar flash lain, dalam hal ini biasanya lampu flash internal. Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Ketika Flash Slave terkena sinar dari lampu flash lain, maka ia akan ikut menyala atau memakai gelombang radio.
Contoh:
- Lampu flash built-in kamera Canon : 600D, 650D, 700D, 70D, 7D.
- Lampu flash built-in kamera Nikon: D90, D7000, D7100, D300s, D600, D610, D700, D750, D800, D810
- Lampu flash eksternal Canon 580EX II, 600RT, Nikon SB900, 910, Sony HVL 60, 43, Shanny SN600SC, YN568
- Mode Manual
Namanya saja manual, maka tergantung Fotografer sendiri untuk mengaturnya. Lampu ini ini tidak terhubung dengan mekanisme di kamera, sehingga settingan automatis yang biasanya terjadi pada mode otomatis: ISO, Shutter dan Aperture tidak dapat dilakukan pada flash ini.
Contoh: YongNuo YN-560 TX - Mode Otomatis (TTL/E-TTL)
Lampu ini dapat bekerja sama dengan kamera, sehingga faktor otomatis yang biasanya hanya ISO, Aperture, dan Shutter, sekarang ketambahan Lampu Flash.
Contoh: YN685 TTL, Canon 430EX III-RT, Canon 550 EX, Canon 580 EX, Canon 600 EX-RT
0 komentar:
Posting Komentar